MSG merupakan kependekan dari salah satu jenis
asam aminomonosodium glutamat atau mononatrium glutamate. Secara alami
asam glutamate merupakan asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk
membentuk protein dan merangsang saraf pada indra pengecap. Asam amino
sendiri merupakan senyawa penyusun protein bagi tubuh . Dan asam
glutamate merupakan asam amino non-essensial yan
g
berarti jenis asam amino ini dapat diproduksi oleh tubuh secara alami,
dan asam glutamate alami yang terdapat pada tanaman dan hewan hanya
merupakan tambahan saja untuk tubuh kita. Hal inilah yang
melatarbelakangi menkonsumsi MSG secara terus menerus memberikan efek
yang kurang baik bagi tubuh.
MSG sebenarnya merupakan salah
satu jenis asam amino non-esensial yang jumlahnya sangat melimpah di
alam. MSG atau asam glutamate secara alami sebenarnya banyak terkandung
pada beberapa tanaman, daging hewan, ganggang laut, rumput laut, serta
ikan. Dimana makanan tersebut akan memberikan flavor gurih dan sedap
ketika kita masak secara alami meskipun tanpa menggunakan bumbu apapun.
Namun karena MSG atau asam glutamate yang terkandung secara alami
tersebut dinilai tidak memberikan hasil yang sempurna untuk kepentingan
manusia, maka asam glutamate tersebut diisolasi dan diproses sedemikian
rupa sehingga berubah menjadi garam glutamate yang biasa disebut MSG,
vetsin, penyedap rasa, atau nama yang lain.
Jadi, MSG yang
beredar dipasaran dan yang sering kita konsumsi merupakan hasil olahan
industry yang telah mengalami berbagai proses dan penambahan zat kimia
lain, dimana hal ini pasti akan merubah struktur dari asam glutamate itu
sendiri, dan akhirnya akan menghasilkan zat baru yang merupakan MSG
sintetis, atau lebih sering kita kenal dengan MSG, vetsin, penyedap
rasa, mecin atau yang lainnya.
Saat ini bahan baku yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan MSG adalah adalah molasses yang
berasalh dari tetes tebu. Molasses kemudian mengalami berbagai macam
proses seperti fermentasi serta hidrolisis yang panjang dengan
melibatkan bakteri dan zat-zat kimia lain yang dapat mendukung proses
tersebut hingga dihasilkan MSG dalam bentuk kristal. Proses pembuatan
MSG yang panjang ini dapat menjadikan flavor MSG lebih gurih dan lebih
disukai masyarakat daripada kandungan glutamate secara alami pada hewan
maupun tanaman. Dan ini menyebabkan banyak masyarakat yang menggunakan
MSG pada makanan yang mereka konsumsi sehari-hari, karena selain
memberikan rasa gurih, harga dari MSG yang beredar di pasaran juga cukup
murah.
Konsumsi MSG sintetis yang beredar di pasaran secara
terus menerus tentu akan menimbulkan efek samping bagi tubuh. Hal ini
karena MSG sintetis yang banyak beredar di pasaran pada dasarnya adalah
zat asing bagi tubuh, karena sudah mengalami modifikasi dari asam
glutamate alami, dimana hal ini akan memicu tubuh untuk melawan zat
asing ini dan cenderung menganggapnya sebagai musuh bagi tubuh.
Banyak pro kontra terkait penggunaan MSG, MSG aman ketika penggunaannya
dibatasi dan tidak digunakan terus menerus. Ketika system kekebalan
tubuh seseorang itu baik, masuknya MSG dalam tubuh tidak akan
menimbulkan reaksi, namun ketika konsumsi MSG secara terus menerus makan
lama-kelamaan pasti akan direspon oleh tubuh dan dapat menimbulkan efek
negatif bagi fungsi metabolisme tubuh yang lain. Efek negative ini
memang lebih sering bersifat akumulasi dan baru kelihatan setelah
penggunaan beberapa tahun kemudian, namun dampaknya pun juga fatal bagi
tubuh. Efek paling ringan yang dapat timbul misalnya alergi, karena
tubuh sensitif terhadap benda asing sehingga menimulkan reaksi alergi,
sedangkan efek jangka panjang tidak menutup kemungkinan dapat
menimbulkan mutasi sel dalam tubuh, dimana mutasi sel ini menjadi pemicu
timbulnya kanker.
Jadi ketika anda masih mengkonsumsi MSG,
lebih baik mulai batasi penggunaannya, dan ketika anda tidak menggunakan
MSG itu jauh lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar