1. Asam Amino manusia yang hanya sedikit berbeda dari binatang babi.
Asam amino
adalah salah satu penyusun protein pada makhluk hidup. Jika kita melihat
insulin pada manusia dan babi, maka hanya akan terpaut satu daripada
babi. Berikut penjelasannya :
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino berbeda
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino berbeda
Para
produsen vaksin mengatakan bahwa jika menggunakan asam amino babi, maka
mereka tidak memerlukan banyak proses penelitian lagi karena hanya
terpaut satu asam amino. Berbeda dengan sapi yang terpaut 3 asam amino.
“Secara
chemisty, DNA manusia dan babi hanya beda 3 persen. Aplikasi teknologi
transgenetika membuat organ penyusun tubuh babi akan semakin mirip
dengan manusia.”
~ Dr. Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan IPB
Tapi
sayangnya mereka lupa jika asam aminonya hampir identik berarti sama
saja kita memakan daging manusia (kanibal), dan telah jelas bahwa
kanibal dapat menyebabkan penyakit-penyakit genetik yang tidak bisa
disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.
Di China,
terdapat sebuah desa yang gemar memakan daging manusia yang melintas di
desanya, yang kemudian digunakan untuk sebuah perayaan. Mereka
mengatakan bahwa rasa daging manusia mirip dengan rasa daging babi.
2. Sifat babi yang buruk dapat menurun kepada manusia yang memakannya.
Seorang Imam
Muslim bersama kawannya orang barat pernah melakuak test kepada 3 ekor
babi dan 3 ekor ayam, masing masing adalah 2 jantan dan 1 betina. Dan
hasilnya adalah :
Ketika
2 ekor ayam jantan dan 1 ayam betina dilepas, maka 2 ayam jantan
tersebut bertarung hingga satu tewas/kalah untuk merebutkan betina.
Namun apa yang terjadi ketika 2 ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina
dilepas ? ternyata babi jantan yang satu membantu yang lain untuk
melaksanakan hajat seksualnya pada si betina.
Dan sang Imam berkata, “Inilah ! Daging babi itu membunuh ‘ghirah’ (rasa cemburu) orang yang memakannya dan ini terjadi pada kaum kalian.”
Beberapa
penelitian di barat juga banyak yang menyatakan bahwa memakan babi dapat
mempengaruhi watak, resiko perselingkuhan, dan hasrat seksual yang
melebihi ambang batas kewajaran sebagai manusia.
3. Tubuh babi dapat mengubah virus jinak menjadi ganas.
Babi
memiliki berbagai reseptor dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus
jinak yang masuk ke dalam tubuh babi kemudian keluar dalam keadaan
ganas, diantaranya reseptor yang sangat dikenal para ilmuwan
adalah reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza manusia
dan 2,3 sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Virus-virus
yang terikat ke dalam reseptor tersebut kemudian dapat berubah menjadi
ganas. Selain itu reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis
virus yang memiliki sifat yang berbeda, untuk kemudian di mixing menjadi
satu virus ganas yang memiliki 2 sifat.
4. Banyaknya penyakit dalam tubuh Babi
Kita sudah
mengetahui sejak Sekolah Dasar dahulu bahwa babi mengandung cacing pita
yang sangat berbahaya. Cacing pita bahkan dapat mengganggu sistem syaraf
dan dapat masuk hingga otak manusia. Selain cacing pita masih banyak
penyakit lainnya yang disebabkan oleh babi melalui bakteri, karena
kebiasaannya yang senang memakan kotoran, bahkan kotorannya sendiri.
5. Sifat aneh babi lainnya.
“Babi
mempunyai sifat kembar antara binatang buas dan binatang jinak.
Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah karena ia bertaring dan
suka makan bangkai, sedangkan sifatnya yang menyerupai binatang jinak
ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta dedaunan lainnya.
Babi memiliki syahwat yang amat
kuat, hingga pada saat ia kawin (bersetubuh), pejantan bertengger di
atas betinanya yang berjalan bermil-mil jauhnya. Pejantannya
mengejar-ngejar betina demikian kasar hingga terjadi perkelahian yang
mungkin menewaskan salah satu atau menewaskan kedua-duanya.
Satu kali mengandung, babi betina
dapat melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah
berumur 8 bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah
mencapai umur 6 bulan. Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4 bulan,
betinanya mulai bunting setelah dikawini dan akan melahirkan setelah
bunting selama enam atau tujuh bulan. Babi betina yang telah mencapai
umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis binatang ini adalah yang paling
banyak mempunyai keturunan. Babi jantan merupakan binatang jantan yang
paling tahan lama bertengger di atas betinanya (kawin).
Yang mengherankan, jika sebelah
matanya dicungkil ia segera mati. Babi memiliki kesamaan dengan manusia,
yaitu kulitnya tidak dapat dikelupas kecuali jika dipotong lebih dulu
daging yang berada di bawahnya.”
~ Kamal al-Din Muhammad ibn Musa al-Damiri, dalam Kitabul-Hayawan Al-Kubra
Bencana akibat vaksin yang tidak pernah dipublikasikan.
- Di Amerika
pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan
kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah
ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93%
dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di
kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
- Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di
Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan
vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia
di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi
universal.
- Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939.
Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun
yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya
hanya sebanyak 50 kasus.
- Penularan
polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara
berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio,
sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal
menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan
rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan
vaksin.
- Tahun
1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb
diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin,
di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat
direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak
anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
- Vaksin
campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak
dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak
yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan meninggal
dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian
menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
- Setiap
program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia
ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit
berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di
perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui
vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.
- Desember
2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak
merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan
kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin
itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak
dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem
metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal
kesehatan.
- Kenyataannya
vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis,
dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart
Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang
memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara
signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan secara
massal di kalangan anak-anak.
- Melaporkan bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
- Anak-anak
di Amerika Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan
dapat menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya,
Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar
air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri,
mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat, diabetes, autis,
autoimun dan lain-lain.
- Vaksin cacar dipercayai bisa memberikan
imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini
diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun. Jepang
mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus cacar
dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin.
- Pemaksaan vaksin cacar, di mana orang
yang menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun
1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah
divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar
terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880
kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar
tidak berhasil.
- Dan masih banyak lagi.
Mengapa vaksin gagal melindungi terhadap penyakit?
Walene James, pengarang buku Immunization: the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan untuk menciptakan kekebalan nyata.
Sebelum
introduksi vaksin cacar dan gondok, kasus cacar dan gondok yang menimpa
anak-anak adalah kasus tidak berbahaya. Vaksin “mengecoh” tubuh sehingga
tubuh kita tidak menghasilkan respon inflamatory terhadap virus yang
diinjeksi.
SIDS (Sudden
Infant Death Syndrome) naik dari 0.55 per 1000 orang di 1953 menjadi
12.8 per 1000 pada 1992 di Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian
SIDS adalah umur 2 – 4 bulan, waktu di mana vaksin mulai diberikan
kepada bayi. 85% kasus SIDS terjadi di 6 bulan pertama bayi. Persentase
kasus SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi 17.9 per 1000 dari 1953
sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkat pada saat hampir
semua penyakit anak-anak menurun karena perbaikan sanitasi dan kemajuan
medikal kecuali SIDS.
Kasus kematian SIDS meningkat pada saat jumlah vaksin yang diberikan kepada balita naik secara meyakinkan menjadi 36 per anak.
Dr. W. Torch
berhasil mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak yang
terjadi dalam 3,5 – 19 jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga
melaporkan 11 kasus kematian SIDS dan satu yang hampir mati 24 jam paska
injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70 kasus kematian SIDS, 2/3 korban
adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari 1,5 hari sampai 3 minggu
sebelumnya.
Tidak ada
satu kematian pun yang dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal
yang mulia dan tidak ada pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di
media utama karena mereka begitu menguntungkan bagi perusahaan farmasi.
Ada alasan
yang valid untuk percaya bahwa vaksin bukan saja tak berguna dalam
mencegah penyakit, tetapi mereka juga kontraproduktif karena melukai
sistem kekebalan yang meningkatkan resiko kanker, penyakit kekebalan
tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan kematian.
Imunisasi
yang selama ini digembar-gemborkan oleh Zionis dapat berdampak kepada
masalah yang sangat serius bagi kehidupan penduduk dunia. Mereka yang
bertujuan untuk menjadikan ras lainnya berada di bawah kekuasaan mereka
dengan berbagai cara. Sudah cukup adik laki-laki saya yang menjadi
korban konspirasi imunisasi ini. Kini saatnya kita membuka mata dan
bertanya pada hati nurani kita dengan berbagai propaganda yang mereka
lakukan.
Bahkan Allah telah menyuruh kita berhati-hati terdadap berita dari mereka :
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6
Semoga Allah memberkahi dan melindungi kita semua.