I'm a Lemurian. We have highly advanced technology. I'm proud to be a Lemurian. Let's rise up towards a better country. with the lower ego, understanding others. Samprazan

CARA MEMPROTEKSI DRIVE D PADA KOMPUTER



CARA MEMPROTEKSI DRIVE D PADA KOMPUTER
PLATFORM : WINDOWS 7
By : Prasetya Catur Nugraha
            Suatu saat ketika saya searching di internet. Ada seorang “sahabat” bertanya begini :
“Kemarin hardisk komputerku di partisi menjadi C,D,E. user account pada komputerku ada dua yaitu access pribadi+password selaku administrator dan satunya account viewer tanpa password. nah yang ingin aku tanyakan adalah bagaimana caranya supaya lokal disk “D” hanya bisa di access oleh administrator saja sehingga data di “E” dapat aman dari gangguan pihak luar/viewer. thanks...”
Dari permasalahan di atas, maka saya berniat ingin membagikan pengetahuan ini sebagai referensi bagi para IT/Maintenance sekolah dan bagi guru yang sedang mengajar di kelas VII SMP dengan materi Pengantar Teknologi Informasi.
Dalam hal ini, partisi Harddisknya ada 3, yaitu : Drive C,D sama E. Lalu Untuk drive D, E akan kita setting agar bisa di akses oleh Admin. Sedangkan User hanya bisa mengakses Drive E saja, Untuk Drive D tidak bisa diakses.
Untuk Langkah-langkahnya adalah :
1.  Ubahlah terlebih dahulu User ke mode Administrator (dalam hal ini untuk user kita gunakan nama “siswa”).
2.    Buka Explore. Pada Explore kita klik kanan pada salah satu Drive yang ingin di protect (missal : kita klik di Drive D:\). Lalu pilih properties

3. Lalu kita pilih Security --> Authenticated Users --> Advanced.
 

 4. Pada kotak dialog Advanced Security Setting for Data, klik change Permissions.
5. Kemudian klik edit

6. Kemudian klik change

7. Kemudian klik advanced
 

 8. Kemudian klik Find Now

 9. Kemudian Pilih siswa dan klik OK


 10. Kemudian klik OK lagi

11. Pada kotak dialog permissions, centang semua yang ada di bagian deny. lalu klik OK

12. Kemudian OK. jika muncul sebuah pesan windows security, tekan yes.
13. Sebelum kita mencobanya, rubah dulu Account usernya dari administrator ke limited. Sehingga ketika kita login sebagai user, hasilnya akan kelihatan.

14. Setelah dirubah. Kita log off. Lalu login sebagai user.

15. Setelah itu kita langsung ke Explore. Kita klik drive yang tadi sudah kita blokir. Maka akan tampak pesan.

Regenerator


Regenerator adalah alat yang berfungsi untuk meregenerasi sel. Alat ini merupakan pengembangan dari gelombang ultra-sonik, magnetik dll.

REGENERATOR ROOM is ready!
Fungsi Regenerator: menstimulus pertumbuhan sel & jaringan, membunuh bakteri, mempercepat terapi semua penyakit, memperbaiki metabolisme tubuh, membantu proses oksidasi, dll.

Kangker,tumor,kista,mioma,amandel...dll.Kenapa harus dioperasi bantu proses penyembuhannya dengan "REGENERATOR"!!!

Info lebih lanjut hubungi Prasetya : 085730212335
atau di FB : http://www.facebook.com/prasetya.niceguy

Brain Activator

Prof. D. Samuel dari institute Weizman di Israel menemukan bahwa dalam selang waktu sesaat saja ada 100.000 – 1000.000 reaksi kimia yang berlangsung diotak. Dari informasi diatas menunjukan bahwa otak manusia merupakan supercomputer biologis. Dari penelitian Charles Bonnet membuktikan bahwa semakin sering syaraf (otak) digunakan, maka semakin mudah syaraf bervibrasi, sehingga memori menjadi semakin bagus. Hal ini diperkuat hasil penelitian Prof. Mark Rosenzwig yang membuktikan bahwa jika otak dirangsang, berapa pun usianya, maka otak akan membentuk lebih banyak tonjolan (protuberans). Pada setiap tangan (tentacle) akan meningkat jumlah total hubungan – hubungan yang terdapat di dalam otak.

Dari hasil penemuan yang memanfaatkan gelombang suara/akustik dan cahaya untuk meningkatkan kualitas otak yang dilakukan sejak tahun 1974 hingga sekarang memberikan hasil yang cukup fantastik, seperti (Adam, 2002) misalnya kecepatan belajar meningkat sampai 300%, kemanpuan memori meningkat 300%, peningkatan IQ sampai 30%, kecepatan membaca sampai 300%, hasil ujian naik 2 tingkat (C ke A), peningkatan kemanpuan dan effesiensi komunikasi, menurunkan stress dan tekanan darah. Sekedar info tambahan, bahwa saat ini rata-rata dunia kerja dan pendidikan kita baru memanfaatkan otak manusia rata-rata maksimal hingga 2% , sehingga terdapat 98% potensi yang belum dimanfaatkan. Bahkan Ilmuwan besar Albert Einstein pun ternyata baru memanfaatkan total 3% saja dari kemampuan otaknya….bayangkan bila seluruh potensi kemampuan otak ini dapat dibangkitkan dan dimanfaatkan. Dari penjelasan diatas, kita sadar bahwa otak manusia memiliki kemanpuan yang luar biasa untuk beradaptasi dengan kebiasaan. 

Dengan mengetahui cara kerja otak disertai metoda – metoda latihan dan teknology tertentu yang dapat mengembangkan kemanpuan dan pontesi otak secara efektif dan efisien, kita dapat memfungsikan dan mengoptimalkan otak, juga semua indra yang dimiliki.Berkaitan dengan hal tersebut, kali ini ijinkan saya memperkenalkan salah satu penemuan terbaru hasil karya anak bangsa yang memiliki daya guna sangat luar biasa, Yaitu “ BRAIN ACTIVATOR” Adalah sebuah teknologi canggih yang memakai gelombang “ULTRASONIC”. Berfungsi untuk menstimulasi syaraf otak agar vibrasi syaraf dan hubungan antar syaraf meningkat sehingga secara nyata dapat meng-aktifkan dan menambah jumlah sel-sel yang ada dalam otak kita sehingga akan meningkatkan memori, sel otak yang sudah aktif akan semakin giat, koordinasi antarsel akan menjadi lebih baik, terjadi percepatan normalisasi pada jaringan otak.. Aman dipakai untuk segala usia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

"Cerdas atau bodoh seseorang itu tidak dibedakan oleh tingkat pendidikan sekolah tetapi dibedakan oleh banyak atau sedikitnya sel-sel otak yang aktif".....
 
ayo tingkatkan keaktifan sel-sel otak kita dengan "BRAIN ACTIVATOR"!!!

Alat ini pengembangan dari generasi yang sebelumnya yang mempunyai kinerja jauh lebih baik antara lain:
- Sistim kelistrikan yang irit serta praktis dengan mengunakan batere charge satu kali charge(16 jam) untuk 7 kali pakai sehari tetep satu kali pakai .
- Casing yang lebih simple dan Headset yang praktis.
- Bisa dipakai di dekat alat-alat yang mengeluarkan radiasi frekuensi seperti HP,televisi,komputer,kendaraan dan lain-lain.
- Accelerasi output alat yang lebih tinggi berpengaruh pada kecepatan pengaktifan sel-sel otak pemakainya

BRAIN ACTIVATOR adalah Alat TERAPI OTAK yang mampu :
- Menghilangkan Migrain
- Menetralisir Stress
- Mencegah atau sebagai alat terapi stroke,alzheimer,parkinson,autisme,hyperaktif dll
- Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
- Meningkatkan Daya tahan tubuh.
- Memperkuat intuisi dan kreativitas dll

hasil penelitian tesis S2 di Bdg dari responden skitar 20 org antara pengguna BA dan yg tdk menjukan prbedaan, dari nilai tes kenaikan klas di sebuah SMA di Bdg. Rata rata nilai lebih tinggi dari pada yg belum memakai BA, gelombang UT Yg Dihasilkan Oleh BA dpat menstimulus sel sel otak sehingga dpat mebantu daya konsentrasi dan pemfokusan belajar,menggurangi tinggkat stres dan depresi membantu pengobatan autisme dll.



Info lebih lanjut hubungi Prasetya : 085730212335

Al-Quran Adalah Petunjuk, Bukan Mantra (Ruqyah)

Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci agung, yang akan terjaga keagungan keaslian sampai akhir zaman. Dia adalah sebuah petunjuk, seperti yang tercantum pada pembukaan Al-Qur’an.
Dia adalah petunjuk, bagi orang-orang yang beriman (Al-Baqarah: 2). 
Menyoroti keberaannya, dalam keseharian umat muslim sekarang, apalagi umat muslim di Indonesia, mungkin kita harus sama-sama instropeksi diri. Jangan sampai terjatuh kelembah yang sangat hitam, dengan mengatasnamakan ke agungan Al-Qur’an. Petunjuk, kata yang sudah sangat jelas maknanya. Dalam artian, sebagai tuntunan, arah dan bimbingan perilaku. Sehingga tidak heran jika umat muslim mempunyai perilaku seperti yang tergambarkan dalam al-Qur’an bagi yang mengamalkannya.
Pernahkah saudaraku memperhatikan bagaimana al-Qur’an diperlakukan bagi sebagian saudara kita, khususnya yang ada di Indonesia, lebih terkhusus lagi bagi saudara kita yang masih ada sinkretisme adat setempat dengan Islam. Sungguh sangat memprihatinkan, al-Qur’an yang seyogyanya menjadi petunjuk, berubah menjadi matra yang sakti bagi mereka, Nauzubillahi minzaliq. Syetan akan terus menggelincirkan umat ini, dimanapun dia akan berada. Dia akan tetap menggelincirkan sebagian orang-orang yang tetap masih membaca al-Qur’an apalagi yang tidak membacanya. Paham bahwa al-Qur’an memang ampuh dan sakti, memang tidak bisa dipungkiri, tetapi keampuhannya bukan sebagai pengisir jin, roh halus azimat dan sebagainya. Walau, memang ada beberapa ayat al-Qur’an yang mempunyai kandungan dan keagungan tersendiri, tetapi, tidak lepas sebagai pemberi petunjuk dan pemberi peringatan. Yang lebih ironis, al-Qur’an bukan lagi sebagai petunjuk bagaimana seorang umat muslim berperilaku, tetapi dia sudah berubah menjadi mantra-mantra pengisir jin, syetan, ataupun pengusir makhluk halus bagi orang kesurupan, lilmu kebal dan lain-lain. 
 
Bahkan pernah saya menemui orang yang hafidz qur'an, membacakan salah satu surat yang ada di al qur'an ke air, kemudian air itu di percikkan ke tempat-tempat yang di anggap ada jinnya dan itu pun di yakini bisa mengusir Jin. jika memang begitu, lantas apa bedanya kita dengan agama hindu,budha dll? karna mereka juga menggunakan ayat yang ada di kitab mereka untuk mengusir jin. sungguh menyedihkan sekali. Sadarkah saudaraku, bahwa syetan akan tetap berusaha menggelincirkan kita, dari arah yang tidak disangka-sangka. dan yang paling penting, mereka akan menggelincirkan kita dengan cara yang tidak kita sadari. Ingat !! perbedaan antara syirik dengan tidak, itu sangat tipis sekali.
Melalui tulisan yang sangat pendek ini, saya mengajak saudaraku untuk tetap memperbarui iman, jangan sampai terjatuh kelembah yang sangat hitam, lembah kemusyrikan, padahal kita tidak menyadari. Kita jadikan al-Qur’an ke azalinya diturunkan, dan mengajak saudara-saudara kita untuk kembali ke jalan ini, jalan yang tetap lurus, di bawah cahaya keimanan yang lurus.

Amygdala adalah Qalbu

Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati." (HR. Bukhari)

Amigdala berasal dari bahasa latin amygdalae (bahasa Yunani αμυγδαλή, amygdalē, almond, 'amandel') adalah sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond. Amigdala dipercayai merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Jika kita tidak mampu mengendalikan sekerat daging yang sebesar biji almond ini bisa merusak seluruh tubuh yaitu amigdala.
  aat mata melihat makanan maka akan muncul perasaan ingin memakannya tapi saat kita melihat semut kita diam saja. Nah dari peristiwa itu signal yang ditangkap oleh mata akan tersalurkan ke 2 tempat yaitu amigdala dan bagian otak prosedural. Amigdala akan mengeluarkan reaksi emosi terhadap data yang didapatnya.

Apabila amigdala ini telah diisi dengan memory emosional terhadap suatu kejadian atau benda maka dia akan mengeluarkan reaksi tapi jika tidak dia tidak akan mengeluarkan reaksi. Pusat pengolahan data di otak akan mengisi data baru atau membiarkan data tersebut yang akan berpengaruh pada amigdala. Seorang anak kecil berusia 2 tahun telah memiliki amigdala secara sempurna sehingga reaksi emosional anak usia 2 tahun sama dengan orang dewasa. Peranan orang tua yang harus mengisi memory anak dengan menjadikan anak sebagai dirinya sendiri dan penyembah - penyembah Allah sejati.

Ibnu Umar berkata, "Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat takwa yang sebenarnya kecuali ia dapat meninggalkan apa saja yang dirasa tidak enak dalam hati." Kendalikanlah amigdala kita penuh dengan kesadaran dan kewajaran. Emosi adalah gejolak yang ada pada organisme yang disertai oleh respon terhadap suatu rangsang, di dalamnya , mengandung suatu kebutuhan dasar . Jika kebutuhan itu terpenuhi individu merasa gembira, bahagia, dicintai. Akan tetapi jika tidak terpenuhi individu akan merasa marah, takut khawatir, cemburu, cemas dan sedih.Emosi adalah pengalaman bathin yang timbul untuk melengkapi arti pengalaman itu bagi seseorang disertai oleh kegiatan fisik lainnya, sehingga mempengaruhi seluruh pribadinya. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman baik bersifat memupuk atau menghambat.emosi menyertai apa saja yang individu kerjakan, pikiran dan pelajari. Adakalanya emosi melanda seseorang dengan hebat, sehingga membingungkannya sementara individu lainnya tidak menyadari keberadaannya.

Dalam otak manusia, tedapat struktur yang mengelilingi pangkal otak, yang dikenal sebagai sistem limbik. Di dalamnya terdapat yang namanya amigdala, yang sering disebut sebagai bank memori emosi otak, tempat menyimpan semua kenangan baik tentang kejayaan dan kegagalan, harapan dan ketakutan, kejengkelan dan frustrasi. Amigdala menggunakan memori-memori yang tersimpan ini dalam perannya sebagai semacam sentinel, yang bertugas memantau semua informasi berupa segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar dari waktu ke waktu, dan mengukur besar ancaman atau peluang melalui pencocokan apa pun yang terjadi sekarang dengan arsip-arsip pengalaman masa lampau yang terhimpun dalam otak.

Emosi sangat penting bagi rasionalitas. Dalam liku-liku perasaan dengan pikiran, kemampuan emosional membimbing keputusan individu dari saat ke saat saling membahu dengan pikiran rasional mendayagunakan, atau tidak mendayagunakan pikiran itu sendiri (Goleman, 1995). Stress bisa menjadi sesuatu yang positif karena membuat individu selalu berjaga-jaga menghindari bahaya. Reaksi tubuh terhadap stressor, bahaya atau tantangan dimulai dengan reaksi awal di hipotalamus yang memulai reaksi rantai melalui serabut saraf dan reaksi biokimiawi, selanjutnya melalui syaraf otonom simpatik menimbulkan pelbagai perubahan di seluruh tubuh. Individu menjadi waspada penuh, dan tersedia energi untuk menghadapi tantangan, baik untuk menghadapi ancaman bahaya laut, berlomba, atau hanya sekedar mengejar jadual waktu.

Ketika stres terjadi, amigdala mengirim pesan pada kelenjar endokrin untuk mengeluarkan sejumlah bahan kimia yang dimulai dengan pelepasan CRF (corticotrophin-releasing factor) dan diakhiri dengan membanjirnya hormon-hormon stres terutama kartisol. Ketika hormon-hormon tersebut diproduksi, tubuh bereaksi secara spontan, kabur atau melawan. Bahan kimia tersebut tinggal di dalam tubuh berjam-jam lamanya, padahal setiap kali kejadian yang mengesalkan berikutnya hormon-hormon tersebut terus diproduksi, sehingga terjadilah penumpukan hormon stres. Penumpukan itu membuat amigdala menjadi detonator yang sangat peka, yang siap membajak akal sehat menjadi naik pitam atau panik hanya karena provokasi hal-hal yang gampang (Goleman, 1999)

Salah satu dampak dari horman stres terlihat pada aliran darah, ketika denyut jantung meningkat. Darah yang seharusnya mengalir deras justru terhalang masuk ke pusat-pusat kognitif otak. Kartisol mencuri energi dari bagian memori kerja otak dan mengalihkannya ke perasaan. Ketika kadar kartisol sedang meninggi, orang lebih mudah berbuat salah, sulit berkonsentrasi, dan tidak mampu mengingat dengan baik (Wolkowitz dkk dalam Goleman, 1999)

Di otak, peredam ledakan amigdala terletak di ujung lain sirkuit penting nekorteks, yaitu lobus-lobus prefrontral tepat di balik dahi. Korteks prefrontal bekerja saat seseorang merasa takut atau marah, tetapi berfungsi menghambat atau mengendalikan perasaan agar dapat menangani situasi yang dihadapi dengan lebih efektif. Wilayah prefrontral mengatur reaksi emosional sejak awal, ia berperan sebagai neuron-neuron inhibitor (penghambat) yang dapat memveto pesan-pesan impulsif dari pusat-pusat emosi, terutama amigdala, pada saat emosi dan godaan nyaris tak terkendali. Sebagai sumber impuls emosi, amigdala sangat berperan dalam pengalihan perhatian, sedangkan lobus perifrontral adalah tempat dihimpunnya memori kerja, termasuk kemampuan memusatkan perhatian kepada sesuatu yang sedang dipikirkan (Goleman, 1995, 1999).

Joseph LeDoux, seorang ahli saraf di Centre for Neural Science di New York University, melalui pemetaan otak yang sedang bekerja menemukan peran penting dari amigdala. Amigdala adalah sekelompok sel berbentuk seperti kacang almond yang bertumpu di batang otak, dan berfungsi memproses hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Dengan perkataan lain, amigdala adalah gudang emosi. Rasa sedih, marah, nafsu, kasih sayang, dan sebagainya bergantung pada amigdala ini. Bila amigdala hilang dari tubuh kita, maka kita tidak akan mampu menangkap makna emosi dari suatu peristiwa. Seperti, aspek perasaan menghilang dari diri kita.

Peran amigdala bisa menjelaskan mengapa emosi bisa mengalahkan rasio. Hal ini terjadi, karena amigdala mampu mengambil alih kendali tindakan, sewaktu otak masih menyusun keputusan. Kemungkinan 'pembajakan' emosi ini lebih besar terjadi pada orang yang memiliki kecerdasan emosi rendah. Gudang Emosi. Kita semua memiliki amigdala, gudang emosi, yang terberi sejak lahir. Hingga tahap tertentu, tiap individu memiliki rentang kisaran emosinya masing-masing, yang sebagian sudah ditentukan oleh warisan genetik.

Masing-masing individu memiliki semacam suasana hati yang menjadi ciri khas dari kehidupan emosionalnya. Bahkan sejak lahir pun seorang bayi sudah menunjukkan perbedaan, misalnya apakah ia cenderung tenang-tenteram, atau sulit diatur.Tapi, jaringan otak yang terlibat dengan emosi ini bersifat plastis, amat mudah dibentuk-bentuk sesuai dengan rangsangan-rangsangan yang didapat. Apa yang kita alami dan pelajari dalam kehidupan sehari-harilah yang lebih menentukan bagaimana kita akan bertingkah laku, termasuk pola tanggapan emosi.

Semua pengalaman emosi di masa kanak-kanak dan remaja membentuk sirkuit penentu kecerdasan emosi kita. Tanggapan, belaian, maupun bentakan yang menyakitkan dan sebagainya, semua masuk ke gudang emosi. Seperti otot yang menyusut dan mengembang bergantung pada latihan yang diterima, demikian juga dengan sirkuit emosi kita. Dengan kata lain, temperamen bisa dijinakkan dengan pengalaman-pengalaman yang tepat. Orang tua setahap demi setahap dapat merekayasa pengalaman-pengalaman yang membesarkan hari anak, dan memungkinkan koreksi atas temperamen anak.

Ada seorang Doktor yang Mualaf, saya lupa namanya, ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahwa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam urat manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya beliau mendapati bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada ketika seseorang itu sedang sujud saat mengerjakan Sholat. Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa saat saja. Yakni, darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar Sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Columbia University State pernah melakukan penelitian tentang otak. Ternyata, di otak terdapat sebuah bagian yang tidak teraliri darah. Tapi, bagian tersebut dapat teraliri darah bila kita melakukan gerakan khusus seperti sujud yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Walaupun tidak menyebutkan secara gamblang tentang waktu-waktu tersebut, tapi waktu-waktu tersebut berada sekitar Sholat Lima Waktu yang kita (Umat Islam) lakukan setiap hari. Efek dari teraliri-nya bagian dari otak tersebut adalah dapat membuat kerja otak menjadi maksimal. Sehingga, kemampuan otak dalam bekerja (seperti, menghitung, menghapal, belajar dan lain-lain) bisa lebih baik dan tentunya menambah kecerdasan otak kita.

Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan Sholat, maka otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Dengan demikian, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam 'sepenuhnya' kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama-Nya yang indah ini.

Kesimpulannya : Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak Sholat, apalagi yang tidak beragama Islam, walaupun akal mereka berfungsi dengan secara normal tetapi sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka akan kehilangan keseimbangan dalam membuat keputusan yang normal.
Justru itu, tidak heranlah jika manusia ini kadang kala tidak segan-segan untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun akal mereka mengetahui bahwa perbuatan yang akan dilakukan itu adalah salah dengan kehendak mereka. Inilah adalah menggambarkan ketidakmampuhan otak mereka untuk mempertimbangkan akan perbuatan mereka itu secara lebih normal. Maka dari itu tidak heran timbulnya bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat masa kini. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama mengambil hikmah dari kisah di atas.
benarlah firman Allah:
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (Surah Al-Ankabut ayat:45)

Bulan Ternyata Buatan Manusia

Bulan bukan benda alami, tapi diciptakan mahluk cerdas

Dari sejumlah temuan baru setelah pendaratan ke bulan, terutama dari bahan pembentuknya, kemungkinan besar bulan itu diciptakan oleh manusia zaman prasejarah.

Begitu kita melepaskan diri dari teori evolusi terhadap belenggu kearifan kita, maka kita akan dapat melihat sejumlah besar keadaan yang tidak terbayangkan oleh kita, seperti misalnya dugaan bahwa bulan adalah ciptaan manusia. Di bawah berikut ini adalah keadaan sebenarnya yang ingin kami beritahukan kepada Anda, yaitu membuka belenggu kearifan kita.

Planet Bulan?
Sejak Apollo mendarat di bulan pada tahun 1969, rasa misterius orang-orang terhadap bulan seakan-akan menurun. Dahulu, orang-orang berkumpul bersama di rumah saat hari raya pertengahan musim gugur, dan saat makan kue bulan, begitu menengadahkan kepala melihat rembulan di atas langit, dalam hati pasti merasa penasaran dan bingung. Penasarannya adalah dari mana sebenarnya bulan ini berasal? Dan bingung apa yang sebenarnya ada di atas bulan itu? Sastrawan pada masa Dinasti Song yaitu Su Dong Po dalam Sui Tiao Ge Tou paling bisa hanya menyuarakan rasa penasaran dan kerinduan bangsa China terhadap rembulan: Kapan adanya terang bulan? Dengan arak bertanya pada langit cerah. Tidak tahu di istana langit atas sana, hari ini tahun berapakah saat ini?

Setelah antariksawan mendarat di bulan, orang-orang tahu bahwa permukaan bulan adalah sebidang padang pasir tandus, diselimuti debu angkasa tak terhingga banyaknya, kosong melompong. Tetapi, tahukan Anda? Setelah mendarat di bulan, beberapa temuan baru yang didapatkan, malah membuat ilmuwan semakin bingung terhadap asal-usul bulan.

Saat ini pemahaman ilmuwan terhadap bulan telah melampaui imajinasi sebelum pendaratan di bulan pada waktu itu, bukti–bukti temuan ini bisa membuat pemikiran baru orang-orang terbuka, mengenal dan merenungkan kembali asal mula diri sendiri dan kehidupan, serta alam semesta.

Studi Awal
Sejak zaman dahulu, astronom setiap bangsa di dunia telah mengadakan pengamatan yang panjang terhadap bulan. Penampakan bulan yang mengembang bulat dan menyusut berbentuk sabit, selain menjadi obyek inspirasi penyair, lebih menjadi pedoman kerja penanaman sawah petani; penanggalan tradisional Tionghoa merupakan penanggalan yang berdasarkan peredaran bulan, berperiode 28 hari sebagai patokan. Pada masa lampau, orang-orang menemukan sebuah fakta yang sangat menarik, bulan selalu mengarah pada kita dengan satu permukaan yang sama.
Kenapa? Melalui pengamatan yang panjang, orang-orang mendapati bulan bisa berputar sendiri, dan periode perputarannya sendiri persis sama dengan periode perputarannya mengelilingi bumi. Maka, biar di mana pun posisi bulan berada, bulan yang kita lihat dari atas bumi pasti merupakan satu permukaan yang sama, bayang-bayang di atas bulan selalu sejenis yang serupa.

Orang-orang bahkan memperhatikan, ukuran bulan kelihatannya sama besar dengan matahari. Matahari dan bulan dirasakan sama besarnya, namun pada kenyataannya apakah sama besarnya? Orang dahulu acap kali berhasil mengamati suatu fenomena alam yang aneh, mereka menyebutnya dengan istilah “dewa anjing menelan matahari”, di saat itu akan ada benda langit berwarna hitam menutup total matahari, langit siang hari yang terang benderang tiba-tiba menjadi gelap gulita, dipenuhi dengan kelap-kelip bintang, yaitu “gerhana matahari total” yang dikenal oleh ilmuwan sekarang ini. Pada saat gerhana matahari total, benda langit hitam yang kita lihat adalah bulan, ukuran bulan persis bisa menutupi matahari, artinya jika dilihat dari bumi, bulan dan matahari sama besarnya.

Belakangan astronom mendapati, bahwa jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari juga persis 395 kali diameter bulan, maka dilihat dari bumi, bulan persis sama besarnya dengan matahari. Diameter bumi adalah 12.756 km, diameter bulan 3.467 km, dan diameter bulan adalah 27%-nya diameter bumi.

Benda langit yang berputar mengelilingi planet, oleh ilmuwan disebut sebagai satelit. Sembilan planet besar pada sistem tata surya semuanya memiliki satelitnya sendiri. Di antara 9 planet besar tersebut ada beberapa planet yang sangat besar, seperti misalnya planet Jupiter, planet Saturnus dan lain sebagainya, mereka juga memiliki satelit yang mengedarinya, diameter satelit mereka sangat kecil dibanding planet itu sendiri. Maka, satelit yang besarnya seperti bulan, sangat unik di dalam sistem tata surya kita. Data-data yang kebetulan ini menyebabkan beberapa astronom mulai memikirkan sebuah masalah, yaitu apakah bulan terbentuk secara alami?

Bebatuan Bulan yang Lebih Tua
Setelah pesawat antariksa Apollo mendarat di bulan pada tahun 1969, dan mengambil contoh batuan dari atas permukaan bulan, melakukan berbagai pengujian, didapatkan data yang bisa dijadikan bahan analisa lebih mendalam terhadap struktur bulan.

Pertama-tama dibuat analisa usia terhadap bebatuan yang terkumpul, didapati bahwa usia bebatuan bulan sangat kuno, ada sejumlah besar usia bebatuan itu melampaui bebatuan yang paling kuno di atas bumi. Menurut statistik 99% usia bebatuan bulan melampaui 90% bebatuan kuno di atas bumi, usia yang berhasil dihitung adalah sebelum 4,3-4,6 miliar tahun. Ketika membuat analisa terhadap tanah permukaan bulan, didapati masa mereka lebih kuno lagi, ada beberapa yang bahkan lebih awal 1 miliar tahun dibanding usia bebatuan bulan, melampaui lebih dari 5 miliar tahun. Saat ini waktu yang diprediksi ilmuwan atas terbentuknya sistem tata surya kurang lebih 5 miliar tahun lebih, mengapa bebatuan dan tanah di permukaan bulan sejarahnya bisa begitu panjang? Para ahli juga berpendapat bahwa sulit untuk menjelaskan.

Rongga pada Bulan
Pembuktian kabut bulan mungkin bisa menjelaskan struktur bulan. Astronot yang mendarat di bulan, ketika akan kembali ke bumi, meninggalkan permukaan bulan dengan mengendarai pesawat pendarat kembali ke kabin antariksa, setelah menyatu dengan pesawat antariksa, pesawat pendarat itu dibuang kembali ke permukaan bulan. Alat pengamat gempa yang dipasang pada jarak 72 km mencatat getaran pada permukaan bulan, getaran ini terus berlangsung lebih dari 15 menit, sama seperti martil memukul lonceng besar dengan sepenuh tenaga, getaran berlangsung dalam waktu yang lama baru hilang secara perlahan-lahan. Ambil sebuah contoh misalnya, ketika kita memukul sebuah besi berongga dengan sekuat tenaga, akan mengeluarkan getaran ung… ung… yang terus bergema, sedangkan ketika memukul besi padat, getaran hanya akan bertahan singkat, akan berhenti pada waktu yang tidak lama. Gejala getaran yang terus berlangsung ini membuat ilmuwan mulai membayangkan apakah bulan itu berongga?

Ketika sebuah benda yang padat mendapat benturan, bisa mengeluarkan dua macam gelombang, satu adalah gelombang bujur (longitudinal), sedangkan satunya lagi adalah gelombang permukaan. “Gelombang bujur” adalah suatu gelombang tembusan, bisa menembus suatu benda, dari satu sisi permukaan melalui pusat benda dan disalurkan ke sisi lainnya. Dan “gelombang permukaan”, sama seperti namanya, hanya bisa menyampaikan pada permukaan yang sangat dangkal. Namun, instrumen kabut bulan yang dipasang di atas bulan, melalui catatan waktu yang panjang, sama sekali tidak berhasil mencatat atau merekam gelombang bujur, semuanya berupa gelombang permukaan. Dari gejala yang menakjubkan ini, ilmuwan membuktikan bahwa bulan itu berongga!

Berlapiskan Unsur Logam
Tidak tahu, apakah Anda memperhatikan, bila mengamati bulan pasti akan terlihat potongan bayangan yang hitam-hitam, dan itulah area bayangan hitam yang disebutkan oleh ilmuwan. Saat antariksawan mengambil bor listrik akan membuat sebuah lubang di sana, mereka mendapati bahwa itu adalah pekerjaan yang melelahkan, mengebor dalam waktu yang sangat lama, namun hanya bisa membuat lubang sedikit saja. Dan ini aneh rasanya, permukaan bulan bukankah semestinya terbentuk dari tanah dan bebatuan? Meskipun agak keras, namun tidak semestinya sampai tidak bisa masuk! Ketika dengan cermat dan teliti menganalisa struktur bentuk permukaan bulan pada area itu, ditemukan bahwa sebagian besar adalah suatu komposisi unsur logam yang sangat keras, yaitu unsur logam titanium yang digunakan untuk membuat pesawat antariksa. Pantas saja bisa demikian kerasnya. Maka, komposisi keseluruhan bulan dapat dikatakan bagaikan sebuah bola logam yang berongga.

Dalam lubang kawah bulan terdapat lava dalam jumlah besar, ini tidak aneh, yang aneh adalah lava-lava ini mengandung sejumlah besar unsur logam yang sangat langka di bumi, misalnya titanium, kromium, itrium dll. Logam-logam ini semuanya sangat keras, tahan panas, anti-oksidasi. Ilmuwan menaksirkan, jika hendak melebur unsur-unsur logam ini, paling tidak suhunya harus di atas 2-3 ribu derajat, namun bulan adalah sebuah “planet dingin yang mati kesepian” di langit, paling tidak selama 3 miliar tahun tidak ada aktivitas gunung berapi. Lalu bagaimana bulan bisa menghasilkan begitu banyak unsur logam yang membutuhkan suhu yang tinggi? Lagi pula, setelah ilmuwan menganalisa contoh tanah bulan seberat 380 kg yang dibawa oleh antariksawan, didapati ternyata mengandung besi dan titanium murni, ini adalah golongan tambang logam murni yang tidak akan ada secara alamiah. Ini menunjukkan bahwa logam-logam ini bukan terbentuk secara alamiah, melainkan hasil leburan manusia.

Penemuan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang sejak lama membuat bingung para ahli. Jumlah lubang kawah di atas permukaan bulan sangat banyak, namun anehnya, lubang-lubang ini sangat dangkal. Ilmuwan memperhitungkan, jika sebuah planet kecil yang berdiameter 16 km dengan kecepatan 50.000 km/jam terbentur dan hancur di atas bumi, maka akan mengakibatkan sebuah lubang besar dengan kedalaman berdiameter 4-5 kali lipatnya, artinya kedalamannya bisa mencapai 64-80 km. Dan sebuah lubang Kawah Gagrin yang merupakan kawah terdalam pada permukaan bulan, diameternya 300 km, namun kedalamannya hanya 6,4 km. Bila hitungan ilmuwan tidak ada kesalahan, bebatuan yang mengakibatkan lubang ini jika bertabrakan di atas bumi, akan mengakibatkan lubang besar yang paling tidak kedalamannya 1.200 km!

Mengapa di atas bulan hanya bisa menimbulkan lubang bebatuan yang demikian dangkal? Satu-satunya penjelasan yang mungkin dapat diberikan adalah lapisan kulit luar bulan sangat keras. Jika demikian, komposisi logam keras di permukaan bulan yang ditemukan sebelumnya cukup untuk menjelaskan gejala semacam ini.

Bulan Diciptakan oleh Manusia
Dua ilmuwan eks Uni Soviet dengan berani mengemukakan hipotesanya, menganggap bahwa bulan adalah sebuah kapal ruang angkasa yang telah mengalami perombakan. Dengan demikian, baru bisa secara sempurna menjelaskan dan menjawab berbagai macam gejala aneh yang ditinggalkan bulan untuk kita.

Hipotesa ini sangat berani, dan juga cukup banyak menimbulkan perdebatan, saat ini sebagian besar ilmuwan masih belum berani mengakui teori ini. Namun, kenyataan yang tidak diperdebatkan adalah, bahwa bulan memang benar-benar bukan terbentuk secara alami. Bulan bagaikan mesin yang sangat akurat, setiap hari menghadap bumi dengan segi yang sama, juga persis sama besarnya dengan matahari kalau dilihat sepintas. Permukaan luar adalah sebuah lapisan paduan kulit logam yang tinggi tingkat kekerasannya, bisa menahan serangan bebatuan yang kepadatannya tinggi dalam jangka waktu yang panjang, dan tetap sempurna seperti bentuk semula. Jika merupakan sebuah benda langit alamiah, tidak seharusnya memiliki begitu banyak ciri khas yang dibuat manusia.

Diperkuat dengan bukti bulan seperti planet logam titanium berongga yang diciptakan manusia, maka tidak sulit untuk membayangkan bahwa bulan seyogianya dipasang dan diletakkan di atas oleh “manusia”, segala ciri khasnya sekaligus menunjukkan, bahwa bulan diciptkan manusia bumi pada waktu itu. Jika demikian, sebelum adanya bulan, langit malam hari di atas bumi seharusnya sangat gelap gulita. Jika waktu itu di atas bumi ada manusia, lalu pada malam hari dan di atas permukaan bumi yang luas, mereka sangat sulit melakukan aktivitas apa pun, maka pantas saja dirancang sebuah cermin yaitu bulan, untuk ditempatkan di atas langit. Maka wajah atau pemandangan bulan yang paling asli adalah sebuah bola metal, yang tingkat keterangan cahaya pada zaman dahulu pasti lebih terang dibanding sekarang, seiring dengan perjalanan waktu yang panjang, di bawah kondisi tidak adanya lapisan atmosfer, dan ditutupi sejumlah besar bebatuan kosmos serta debu sehingga menjadi seperti sekarang ini. Dan bila saat ini kita menganalisa permukaan bebatuan dan tanah bulan, tentu saja mendapati usianya lebih lama dari pada bumi, membuat adanya perasaan sedikit fantastis.

Saat ini terhadap masalah yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berani diakui ilmuwan, bila kita melepaskan bingkai-bingkai pemikiran yang sempit, menganalisa secara rasional akan menemukan banyak sekali fenomena yang sulit untuk dijelaskan namun sebenarnya sangat mudah dipahami. Berdasarkan sejumlah besar bukti yang ditemukan ilmuwan sejak awal sudah bisa dipastikan bahwa bulan adalah ciptaan manusia, merupakan ciptaan manusia prasejarah, lalu mengapa tidak bisa mengambil kesimpulan terakhir? Sebab eksistensi manusia prasejarah, dapat dikatakan adalah merupakan pantangan ilmuwan, sebagian besar ilmuwan biar pun meneliti begitu banyak bukti dan teori yang tepat, namun saat menemui pandangan yang bertentangan dengan teori evolusi, maka siapa pun tidak berani mengemukakannya.

Padahal eksistensi manusia prasejarah yang memiliki peradaban yang sangat tinggi sudah ditunjukkan dalam penemuan-penemuan arkeologis belakangan ini. Sebagai contoh, penemuan tambang reaktor nuklir yang diperkirakan berusia 2 miliar tahun yang lalu di Republik Gabon, Afrika, yang lebih canggih dari pertambangan reaktor nulir zaman sekarang.

Sumber - Kaskus

Piramida Berkuran 2 Kali Piramida Giza Ditemukan Dibawah Segitiga Bermuda

Belum lama ini, beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang, berada dibawah ombak yang menggelora! Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter.

Jika bicara tentang ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di darat. Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena itu menggulung ombak yang mengamuk dengan membentuk pusaran raksasa yang membuat perairan disekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan halimun pada permukaan laut. Penemuan terbaru ini membuat para ilmuwan takjub.

Bagaimanakah orang dulu membangun piramida dan hidup didasar laut dengan lautnya yang gemuruh menggelora? Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat diatas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan tenggelam ke dasar laut seiring dengan perubahan di darat. Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga Bermuda mungkin pernah sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka.
Ada juga yang curiga bahwa Piramida mungkin sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh bangsa Atlantis pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi kosmosnya, dia (Piramida) bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos, medan energi atau energi gelombang lain yang belum diketahui.dan struktur pada bagian dalamnya mungkin adalah resonansi gelombang mikro, yang memiliki efek terhadap suatu benda dan menghimpun sumber energi lainnya.



Benarkah demikian? Master Li Hongzhi dalam buku Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut ;

“Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut ‘lempeng kontinental’. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai seakrang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang , sudah bersejarah puluhan juta tahun.

Namun dibanyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut.” Dipandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.

10 Nasehat Rasulullah kepada Putrinya

 
"Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan perkara yang pertama kali di tanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat 5 waktu dan ketaatanya terhadap suami" (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)

Ada 10 wasiat Rasulullah SAW kepada putrinya Fatimah binti Rasulullah. 10 wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah.

Wasiat tersebut adalah:

1). Ya, Fatimah kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2). Ya, Fatimah kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya,niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka 7 tabir pemisah.

3). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaianya, melainkan Allah menetapkan pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahanya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5). Ya, Fatimah, yang lebih utama dari keutamaan diatas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,maka akt tidak akan mendo'akanmu. Ketahuilah, Wahai Fatimah. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6). Ya, Fatimah. Apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasakan sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Setelah seorang wanita melahirkan kandunganya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia di lahirkan dari kandungan ibunya. Apabila seorang wanita meninggal dunia ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun dan akan di anggap sebagai mati syahid. Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman syurga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala 1000 orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu Malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas,melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala 100 kali beribadah haji dan umrah.

8). Ya Fatimah, Tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih sayang(rahmat).

9). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para Malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang membantu meminyaki kepala suaminya dan menyisir rambutnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman dari air syurga yang di kemas indah yang di datangkan dari sungai-sungai Syurga. Dan Allah mempermudah sakaratul maut baginya, bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqin dengan selamat.
Semoga Bermanfaat, wallahu'alam

Resume Sarasehan


oleh Pak Andi Arief : Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial

Saresehan “Menguak Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara untuk Memperkuat Karakter dan Ketahanan Nasional” Tgl 7 Februari kemarin berlangsung dengan sangat meriah dihadiri oleh sekitar 500-an pengunjung dari berbagai kalangan dan juga bidang keilmuan. Luarbiasanya lagi, sebagian besar pengunjung setia duduk dari pkl 9 pagi sampai selesai (pkl 16:00). Sebagian malah sudah datang sejak pkl 7 pagi, dan sebagian tidak kebagian makan siang tapi rela duduk sambil menahan lapar sampai sore.

Uniknya saresehan ditutup tanpa sesi kesimpulan. Pasalnya panitia lupa mempersiapkan dan melakukannya, dan mereka juga heran kok bisa sampai lupa… Mungkin terlalu excited dengan jalannya saresehan yang kata pengunjung memang seru. Jadi perkenankan saya mencoba membuat resume-nya. Silahkan bagi rekan-rekan yang kebetulan hadir di saresehan untuk mengoreksi atau menambah-kurangi resume ini.

Presentasi dimulai dari perkenalan tentang Tim Bencana Katastropik Purba (apa, siapa, visi, konsep, hipotesa kerja, metoda, dan goals).

Kemudian dilanjutkan dengan presentasi singkat oleh DHN dan ADB tentang hasil penelitian di Banda Aceh, Batujaya, dan Trowulan. DHN presentasi tentang temuan dua gempa besar yang terjadi sekitar tahun 1390 dan 1440 M di Aceh yang diikuti tsunami sebesar yang terjadi pada tahun 2004. Bukti berupa data pengangkatan dari koral mikroatol di P. Simelue dan lapisan endapan tsunami yang ditemukan di dekat Kota Banda Aceh. Pada lapisan tsunami banyak ditemukan artefak-artefak keramik.

Dua bencana tsunami ini diduga berperan besar dalam keruntuhan kerajaan Samudra Pasai yang kemudian diikuti dengan kemunculan Kerajaan Iskandar Muda. Adanya ‘diskontinuitas’ dari peralihan dua kerajaan ini banyak membuat para sejarawan bingung. Baru mereka mengerti setelah tahu peristiwa bencana tsunami ini. Sebetulnya ‘kenangan’ tentang bencana tsunami ini masih ada dalam masyarakat Aceh sekarang yaitu dengan adanya istilah IEU-BEUNA (Airbesar) namun sayangnya mereka sudah tidak paham lagi apa maksud dari kata itu… sampai terjadi lagi bencana serupa tahun 2004.

Selanjutnya ADB mempresentaskan tentang penelitian di Situs Batujaya, Krawang. Survey Georadar memperlihatkan bahwa di beberapa situs bangunan batubata merah yang hanya tersembul beberapa meter saja dipermukaan ternyata dibawahnya ada bangunan yang terkubur sampai 15 meter yang bisa merupakan bagian bangunan dengan umur sama (Abad 4 Masehi) atau peninggalan peradaban yang lebih tua lagi. ADB juga menguraikan bahwa di sekitar situs ditemukan endapan marin (laut). jadi dulunya situs ada di dekat garis pantai.

Kemudian ADB juga memperlihatkan sayatan horizontal dari hasil survey seismic 3D di utara Jakarta yang memperlihatkan jejak sungai purba dengan jelas sekali dan mengemukakan pentingnya dunia industri minyak menyumbangkan data seismic hanya sebatas data Pleistosen-Holosen yang tidak ada gunanya untuk ekslorasi minyak tapi akan banyak manfaatnya untuk penelitian pemetaan Patahan Aktif, pemetaan paleogeografi, kebencanaan, dll. Untuk Trowulan, ADB memperlihatkan bahwa dari hasil survey Georadar dan pemboran tangan dangkal juga analisa carbon dating ditemukan bahwa (jejak) kanal besar yang disimpulkan oleh para arkeolog dibuat pada Jaman Majapahit ternyata posisinya ada di bawah “ketidakselarasan” struktur batamerah Majapahit di (dekat) permukaan, atau dengan kata lain kanal itu dibuat oleh peradaban sebelum Majapahit. Hasil carbon dating menunjukan bahwa umur dari lapisan peradaban di bawah Majapahit itu sekitar 600 SM (kelahiran Budha). Dari berbagai singkapan karena penggalian tanah yang diambil untuk industri pembuatan bata ditemukan banyak struktur sisa bangunan dari batamerah di bawah lapisan Majapahit yang tertimbun oleh endapan lumpur mirip LUSI.

Di singkapan lain ada juga reruntuhan batamerah (pra-Majapahit) yang tertimbun endapan seperti lahar. SESI GUNUNG PADANG Pak Luthfi Yondri, arkeolog yang meneliti Gunung Padang, memaparkan tentang sejarah penemuan situs dan hasil penelitian arkeologi, yaitu sebatas bahwa situs Gunung Padang di Cianjur adalah Situs Megalitikum yang ‘sederhana’ terdiri dari kolom-kolom andesit/basalt yang ditata membentuk teras-teras di atas puncak sebuah bukit. Siapa yang buat, bagaimana buatnya, darimana source kolom-kolom andesit-basaltnya dan kapan dibuatnya belum diketahui, kecuali hanya dikira-kira berdasarkan perbandingan dengan situs-situs megalitik lain dan frame-time arkeologi Indonesia, yaitu sekitar 2500 tahun SM. (Pak Lutfi sebetulnya punya data actual yang cukup menarik dari trenching yang pernah dilakukannya tahun 2000-an. Dari trenching sedalam sekitar 2 meter di Teras pertama dia menemukan bahwa setiap kolom andesit yang ditumpuk-tumpuk terbungkus oleh satu lapisan seperti tanah. Katanya dia sudah tanya ke teman-teman geologi tentang bungkus tanah itu tapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Kami menduga itu adalah semacam semen purba. Semen antar kolom andesit itu malah masih bisa dilihat pada dinding-ramp antara Teras satu ke Teras dua. Entah kenapa Pak Lutfi tidak hasil trenching dan kolom andesit yang seperti dibungkus tanah itu di saresehan padahal sudah saya bilang itu hal yang sangat menarik). Pak Pon Purajatnika, mantan Ikatan Ahli Arsitektur JABAR, mempresentasikan penelitiannya di Gunung Padang yang sudah dilakukan sejak tahun 2008.

Menurut Beliau konstruksi tumpukan batu G. Padang bukan pekerjaan sembarangan tapi hasil olah arsitektur yang luar biasa. Setelah dilakukan studi banding ke Michu-Pichu (bangunan Piramid Maya di Peru) beliau berkesimpulan bahwa arsitektur G.Padang persis sama dengan Michu Pichu. Beliau juga sudah membuat rekonstruksi Situs Gunung Padang di atas bukit. (saya tahu Beliau malah sudah membuat sketsa imajiner arsitektur G.Padang dari puncak sampai dasar Sungai Cimanggu ~200m – Yaitu sebuah Piramid – ala Maya – yang sangat besar, tapi entah kenapa tidak beliau perlihatkan di seminar). Luarbiasa kreatif dan sangat inspiratif. DHN presentasi tentang analisis morfologi G. Padang yang jelas memperlihatkan G.Padang seperti sebuah tumor besar di kaki sebuah punggungan dari Gunung Karuhun (perbukitan tinggi di Selatan G.Padang).

Artinya, interpretasi geologi yang paling mungkin adalah Gunung api purba atau intrusi batuan beku. Tapi apakah demikian? Hasil survey lintasan Geolistrik (memakai SuperSting R8) tidak mendukung interpretasi geologi ini. Ada beberapa lintasan geolistrik yang dibuat: 2 lintasan dengan spasing elektroda 3m dan 8m untuk penampang Utara-Selatan, 3 Lintasan dengan spasing elektroda 1m, 4m, 10 meter untuk penampang Barat-Timur (catatan: spasing elektroda 3m dengan jumlah electrode 112 depth of penetrationnya ~60m, yang 8m sampai 200 m-an). Singkatnya, data geolistrik tidak memperlihatkan struktur intrusi magma, volcanic plug ataupun gunung purba, melainkan satu geometri yang sangat unik dan sepertinya tidak alamiah. Inti gambaran subsurface Gunung Padang. Dari atas 0 – ~20m adalah lapisan horizontal dengan resistivity ratusan Ohm-meters. Di bawah itu ada lapisan dengan resistivity ribuan Ohm-meters (warna merah) dengan tebal sekitar 20-30meter, miring ke Utara tapi anehnya bagian atas lapisan miring ini seperti TERPANCUNG RATA (di kedalaman 20 meteran itu) dan membaji pas di ujung selatan Situs. Ini mengindikasikan bahwa dari depth 20 meter ke atas adalah man-made structures. Lapisan merah diduga adalah batuan keras massif – batuan andesit-basalt. Di bawah lapisan merah adalah lapisan batuan yang low-resistivity – kemungkinan berpori dan ber-air. Tapi yang unik adalah adanya bentukan biru besar membulat di bawah situs yang sangat rendah resistivitasnya (mendekati 1 atau true conductor). Keunikan tidak berhenti di situ, di bawah si biru bulat itu ada lapisan dengan resistivitas tinggi (merah) – batuan keras yang berbentuk seperti cekungan atau “cawan raksasa” yang posisinya kira-kira sekitar 100 meter dari puncak atau sedikit di bawah level tempat parkir di permulaan tangga untuk naik ke situs. Penampakan cawan ini sangat konsisten terlihat di lintasan Utara-Selatan dan Barat-Timur. Sama sekali tidak terlihat ada indikasi “feeding dukes” atau leher intrusi di Penampang geolistrik.

Dugaan lapisan 20 meter ke bawah dari atas situs adalah man-made structures ditunjang oleh Survey GPR di atas Situs. Survey GPR dilakukan berbagai lintasan di semua Teras 1-5 dengan memakai antenna MLF 40 MHz dari SIR-20 GSSI yang dapat menembus kedalaman sampai sekitar 25-30 meteran. Dari survey GPR terlihat ada bidang very high reflector di kedalaman sekitar 3-5 meter dari permukaan di semua teras. Bidang ini sangat horizontal dan juga membentuk undak-undak seperti situs di atasnya. Dibawah bidang ini struktur lapisan tidak kalah unik. Ada lapisan melintang yang memotong lapisan-lapisan horizontal – tidak mungkin ada struktur geologi seperti ini apalagi di bukit ‘vulkanik’.

Singkatnya, penampang georadar sangat mendukung interpretasi struktur bangunan sampai kedalaman 20 m. Struktur di bawah situs ini berundak juga mengikuti struktur teras situs yang terlihat di permukaan. Dari berbagai lintasan geolistrik 2D sangat mungkin bahwa sampai ke kedalaman sekitar 100 meter, yaitu sampai ke struktur batuan keras berbentuk Cawan adalah bangunan atau paling tidak tubuh batuan alamiah yang sudah dipermak manusia. Lebih lanjut lagi, DHN juga mempresentasikan hasil survey geolistrik 3-D pada situs di atas puncak yang dimaksudkan untuk mendapatkan sub-surface structure yang lebih detil.

Survey 3-D ini mencakup hamper seluruh luas situs (memakai spacing 5m dibuat 4 lines Utara Selatan dengan electrode 112 buah – atau setiap line ada 28 electroda). Depth of dari survey 3-D ini mencapai kedalaman 25 meteran. Hasil 3-D dapat meng-iluminasi struktur di bawah situs dengan baik. Yang membuat kami semua terkesima adalah kenampakan tiga tubuh very-high resistivity (lebih dari 50.000 ohm.m) di bawah Teras 1, 2, dan 5. Dengan nilai resistivitas setinggi ini kemungkinannya ada dua: tubuh sangat solid/pejal atau merupakan ruang (“CHAMBER”). Yang paling mungkin adalah Ruang hampa udara (“The Chamber of secret”). Dimensi chamber tersebut kelihatannya sangat besar! DHN juga memperlihatkan hasil survey geomagnet yang dilakukan dengan peralatan GEM Overhauser yang sangat sensitive yang biasa dipakai untuk survey arkeologi. ADB kemudian mempresentasikan hasil pemboran di Gunung Padang. Ada dua titik yang kami pilih: Bor satu di ujung Selatan Teras 3, Bor ke dua di samping Selatan Teras 5. Sebenarnya dua lokasi bor yang dipilih bukan titik “Jack-pot” yang seharusnya di-bor, misalnya persis di atas Chamber atau anomaly high magnetic-nya. Hal ini dikarenakan lokasi-lokasi ini di atasnya dipenuhi tumpukan kolom andesit situs yang TIDAK BOLEH DIPINDAHKAN. Kami mendapat ijin bor dari pihak berwenang tapi belum diperbolehkan untuk memindahkan bebatuan situs. Walaupun demikian, hasil pemboran sudah cukup untuk membuktikan dugaan struktur bangunan dan juga sukses dalam mengkalibrasi hasil survey georadar dan geolistrik. Pada Lubang Bor 1: dari permukaan sampai kedalaman kira-kira 3 meter terdapat perlapisan susunan kolom andesit 10-40 cm (yang dibaringkan) diselingi lapisan tanah. Setiap kolom andesit ini dilumuri oleh semacam semen (sama seperti yang ditemukan oleh Arkelog Lutfi Yondri sewaktu melakukan trenching tahun 2000 sampai kedalaman 1.8 meter). Sewaktu menembus 3m kami mendapat surprise karena tiba-tiba drilling loss circulation dan bor terjepit. Yang dijumpai adalah lapisan pasir-kerakal SUNGAI (epiklastik) yang berbutir very well rounded setebal 1 meteran (Note: Rupanya bidang tegas yang terlihat pada GPR itu di kedalaman 3-5 meter di semua Teras adalah batas dengan permukaan hamparan pasir ini). Menurut Pak Pon yang ahli arsitek, boleh jadi hamparan pasir ini dimaksudkan sebagai peredam guncangan gempa. Kalau benar demikian, alangkah hebatnya para leluhur pembuat bangunan ini. Kelihatannya mereka sudah punya ahli gempa :-) Bagian dibawah kedalaman 4m yang ditembus bor ditemukan berupa selang seling antara lapisan kolom andesit yang ditata dan lapisan tanah-lanau. Lapisan kolom andesit yang ditata itu aebagian ditata horizontal dan sebagian lagi miring (catatan: ini sesuai dengan survey GPR yang memperlihatkan bahwa perlapisan ada yang horizontal dan ada yang miring). Baru dikedalaman sekitar 19 meter bor menembus tubuh andesit yang kelihatannya massif tapi penuh dengan fractures sampai kedalaman sekitar 25 meter (note: sesuai dengan penampang geolistrik bahwa kelihatannya bor sudah menembus lapisan merah yang terpancung itu). Banyak ditemukan serpihan karbon, diantaranya ditemukan di kedalaman sekitar 18m yang lebih menguatkan bahwa lapisan batuan dan tanah yang ditembus bukan endapan gunung api alamiah tapi struktur bangunan. Bor ke-dua yang dilakukan persis di sebelah selatan Teras 5 menembus tanah (yang seperti tanah urugan sampai kedalaman sekitar 7 meter. Kemudian ketemu batuan andesit keras. Di kedalaman 8 m terjadi hal mengejutkan – Total Loss, 40% air di drum langsung tersedot habis. Hal ini berlangsung sampai kedalaman 10 m (Note: BINGO! Inilah target utama-nya – tubuh very high resistivity yang terlihat jelas di Geolistrik 3-D). Kelihatannya bor menembus rongga yang diisi pasir (kering) yang luarbiasa keseragamannya seperti hasil ayakan manusia. Di bawahnya ketemu lagi dua rongga yang juga terisi pasir ‘ayakan’ itu diselingi oleh ‘tembok’ andesit yang sepertinya lapuk. Pemboran berhenti di kedalaman 15m. Hasil preliminary dari analisis carbon radiometric dating dari banyak serpihan arang yang ditemukan dikedalaman sekitar 3.5m. menunjukkan umur Carbon Dating sekitar 5500 tahun yang kalau dikonversikan ke umur kalender adalah sekitar 6700 tahun BP atau sekitar 4700 SM, jauh lebih tua dari umur Pyramid Giza yangsekitar 2800 SM ! Tidak lupa ADB mengingatkan bahwa kali ini adalah presentasi “preliminary results” (sampai Hari Minggu tgl 5, ADB masih di lapangan, nge-bor). Masih banyak analisis yang sedang dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih solid lagi, termasuk penentuan umur carbon dating dibeberapa horizon stratigrafi.

……………. SINOPSIS BOR: Berhasil melakukan kalibrasi survey Georadar dan Geolistrik. Satu diantaranya yang penting bahwa tubuh high resistivity yang terlihat di geolistrik adalah rongga yang di lokasi Bor-2 rongga ini sebagian terisi oleh pasir ‘ayakan’ yang sangat kering. (perlu diketahui juga bahwa sudah dilakukan kalibrasi geolistrik di atas gua Jepang. Gua-gua ini terlihat sebagai tubuh dengan nilai resistivitas sangat tinggi (30.000 – 50.000 Ohm.m) SESI SADAHURIP Setelah makan siang saresehan dilanjutkan dengan Topik yang paling diramaikan orang, yaitu: Sadahurip. Pembicaranya: Pak Sujatmiko, Pak Awang, dan DHN. Pak Sujatmiko menyampaikan hasil penelitian kilatnya, yaitu pengamatan singkapan di sekitar Gunung Sadahurip. Singkat kata menurut keyakinan beliau, dari jenis batuan yang tersingkap dan morfologi bukit serta posisi geografisnya, disimpulkan tanpa ada keraguan bahwa Bukit Sadahurip adalah bentukan biasa di komplek gunung api. Kemungkinannya dapat merupakan lava dome, atau tubuh gunung api purba. Beliau juga menambahkan adalah sangat sia-sia memakai peralatan survey macam-macam karena dengan prinsip geologi dasar saja sudah cukup untuk tahu isi bukit, percuma kuliah geologi katanya kalau tidak dapat menyimpulkan fenomena begitu saja. Pak Awang dalam presentasinya menyatakan tidak sependapat. Menurut beliau fenomena Bukit Sadahurip bukan perkara mudah. Kalau dikatakan bukit itu adalah gunung api purba, lalu mana kawah (“crater”) nya. Kalau dibilang itu adalah intrusi magma atau volcanic plug, mana “plug”nya; lalu kok bentuknya aneh begitu. Pak Awang memperlihatkan 3-D Topografi dari bukit sadahurip dan sekitarnya yang dibuat dari DEM. Kemudian, menurut Pak Awang yang lebih aneh dan barangkali malah harus menjadi perhatian menjadi adalah Lembah Rahong yang berada di sebelah timur Sadahurip. Lembah Rahong adalah dataran di bawah tebing andesit berbentuk U menghadap ke Timur (ke punggungan bukit lain di lereng barat Gunung Talaga Bodas). Bentuk dan posisinya aneh dan lebih aneh lagi material/massa yang hilang (“longsor”) di tengah-tengah tebing “U” tsb sepertinya hilang ditelan bumi, entah kemana. Menurut penduduk setempat tidak pernah ada cerita tentang penambangan di masa lalu dari orangtua-kakek-buyut mereka. Jadi kemana massa andesit Tebing Rahong yang hilang itu? Kemudian. DHN memperlihatkan peta DEM – IFSAR yang beresolusi 5-m spacing. Image IFSAR ini lebih mempertegas keunikan dari Lembah Rahong. Pak Sutikno Bronto memberikan ulasan bahwa struktur kawah tidak selalu kelihatan, demikian juga magma plug bisa tidak terlihat… (Komentar: jadi gimana ya Pak? Apakah kalau tandanya tidak terlihat kemudian bisa disimpulkan barangnya ada gitu?… ) DHN mempresentasikan hasil-hasil survey geolistrik di Gunung Sadahurip. Sebelumnya dikatakan bahwa presentasi kali ini dimaksudkan utamanya untuk memperlihatkan data-fata hasil penelitian yang sudah dilakukan, bukan presentasi hasil karena penelitian di Sadahurip masih on-going. Pertama diperlihatkan dua lintasan geolistrik Utara-Selatan dan Barat-Timur dari tebing andesit di Lembah Rahong. Lintasan ini adalah untuk mengkalibrasi alat. Hasilnya, survey geolistrik dapat meng-iluminasi struktur bawah permukaan dari lapisan lava andesit itu dengan baik. Yang menarik, di bawah lapisan lava andesit-basalt itu ada lehernya (= badan intrusi/”vent”), artinya itu bukan hasil aliran lava dari atas (Gunung Talaga bodas) tapi lelehan di permukaan dari intrusi magma (tanpa pencitraan subsurface hal ini sukar untuk diketahui). Lintasan geolistrik di Rahong ini lebih menegaskan bahwa massa dari tebing U yang disinyalir hilang oleh Pak Awang itu juga memang tidak terlihat di bawah permukaan Lembah Rahong. Kemudian di Bukit Sadahurip ada banyak lines 2-D yang sudah dibuat: Untuk penampang geolistrik Timur ke Barat ada .. Lines: 1 Line dengan electrode spacing 3m (56 electroda)), 2 line dengan e spacing 5m (56e + 112e), 1 line dengan e spacing 10m, dan 1 line dengan e spacing 20m yang menembus sampai kedalaman sekitar 350m dari puncak. Untuk penampang geolistrik Utara- Selatan ada … lines: 1 Line dengan spacing 3m (56e), 1 line dengan spacing 5m (56e),1 line dengan spacing 10m (56e), dan satu line dengan spacing 5m (112e). Dari penampang geolistrik ini struktur yang paling jelas terlihat dan stabil (selalu ada dan konsisten di semua lintasan dan juga dengan berbagai pemodelan yang di-running puluhan kali) adalah bahwa di bawah Gunung sadahurip ada satu tubuh dengan resistivitas sangat tinggi yang kemungkinan besar adalah batuan intrusi. Uniknya, tubuh batuan ini TERPANCUNG di level sekitar 100-120 meter dari puncak bukit. Lebih uniknya lagi bidang terpancung ini ditengahnya cekung, seperti sebuah kolam/cawan raksasa… mirip dengan yang ada di Gunung Padang. Struktur resistivity di atas bidang pancung ini garis besarnya adalah tubuh dengan resistivitas rendah ditengahnya, kemudian di atasnya kembali ada bentukan-bentukan dari tubuh dengan resistivitas tinggi (merah). Ada beberapa keunikan yang bisa dilihat dari kenampakan struktur resistivitas di dekat puncak sampai kedalaman puluhan meter. Singkatnya, ada kesamaaan pola struktur umum antara Sadahurip dan Gunung Padang, yaitu: bagian atasnya ‘bertopi merah”, di bawahnya si biru yang di alasi oleh cawan merah. Meskipun demikian detil struktur Sadahurip di atas cawannya belum sejelas yang di Gunung Padang. Eksplorasi lebih lanjut, termasuk pengujian/kalibrasi dengan sumur bor masih diperlukan untuk memastikan apa sebenarnya Bukit Sadahurip itu. (Seperti saran Pak RPK, walaupun nanti hipotesis Sadahurip sebagai Piramida tidak terbukti, tetap hasil penelitian ini akan menambah khasanah ilmu geologi tentang bentukan tubuh produk gunung api dsb). Di bagian akhir Saresehan, Pak Sutikno Bronto kembali memberikan ulasannya. Intinya dia berpesan agar hati-hati dalam mentafsirkan geologi/stratigrafi di komplek gunung api karena sangat komplek. Beliau tidak merinci tentang apa struktur komplek yang ditakutkan bisa di-salahtafsirkan itu. Pokoknya komplek gitu lho. (Saya mulai mengerti kenapa di banyak peta-peta geologi sering sekali ketemu yang namanya “Satuan Gunung Api yang Tidak Teruraikan” – termasuk Komplek Sadahurip ini – barangkali yang melakukan pemetaan-nya takut ‘kualat’ semua; Oleh karena itu Mang Okim memang luarbiasa, beliau berhasil menguraikan kekomplekan batuan gunung api ini dengan sangat meyakinkan, “without reasonable doubt”, dengan pemetaan singkapan batuan atau Metoda Geo-Singkapan hanya dalam satu hari saja. Prestasi ini kelihatannya jauh lebih hebat dari Metoda Geo-Pacul yang pernah diterapkan oleh Kelompok TS yang walaupun sudah dibantu oleh metoda Geo-Menyan-nya tetap saja harus rela memacul sampai berhari-hari… maap becanda – Pisss) HIGHLIGHTS dari HASIL SARESEHAN: 1. Hasil penelitian di Banda Aceh, Batujaya, dan Trowulan memperlihatkan keterkaitan antara sejarah peradaban dan bencana alam. Apabila masyarakat tahu tentang bencana masa lalu yang pernah menghancurkan negerinya seperti kasus tsunami Aceh pada Abad 14 dan 15 maka tidak akan terjadi banyak korban pada tahun 2004 yang banyak disebabkan oleh ketidaktahuan ini. 2. Situs sejarah yang dianggap banyak arkeologi penelitiannya sudah ‘selesai’ seperti Trowulan ternyata masih menyimpan banyak misteri sejarah yang terpendam di bawahnya. Hal itu hanya dapat terkuak oleh metoda “arkeo-geologi”. Demikian juga banyak situs yang terlihat menyembul hanya beberapa meter dipermukaan dan oleh para ahli arkeologi hanya di trenching 1-2 meter saja ternyata menyimpan tubuh bangunan sampai kedalaman 15 meter bahkan lebih – kemungkinan menyimpan misteri sejarah peradaban kuno yang berlapis-lapis. 3. Hasil survey Geolistrik, Georadar, Geomagnet dan pemboran menunjukan bahwa situs Megalitik Gunung Padang tidak sesederhana seperti yang sudah diketahui orang tapi sangat luarbiasa. Di bawah situs yang terlihat dipuncak bukit ternyata ada struktur bangunan, paling tidak, sampai kedalaman 20 meteran dari puncak seperti yang terlihat dari geolistrik dan georadar dan sudah diverivikasi oleh data pemboran. Dari data geolistrik diduga kuat bahwa struktur bangunan ini sampai memenuhi seluruh bukit dari puncak hingga level tempat parker, atau kurang lebih 100 meteran tingginya 4. Hasil penelitian di Gunung Padang menunjukkan bahwa peradaban Indonesia pada masa 4700 SM sudah demikian tinggi. Ini adalah bukti nyata yang pertamakalinya ditemukan di Indonesia. Hal ini diharapkan menjadi pioneer untuk menguak masa Pra-Sejarah Indonesia yang masih gelap tapi sepertinya sudah divonis primitive itu oleh banyak orang termasuk para ahli arkeologi. 5. Temuan Gunung Padang ini sejalan dengan hasil riset Oppenheimer bahwa Bangsa Nusantara sejak sebelum 10.000 tahun lalu merupakan pusat teknologi pertanian, peternakan, dan pelayaran untuk wilayah Asia-Pasific, dan bahkan Dunia. 5. Dari aspek mitigasi bencana, temuan adanya hamparan pasir dikedalaman 3-5 meter dibawah Situs bagian atas boleh jadi merupakan warisan ‘kearifan masa lalu’ dalam mengantisipasi bencana akibat goncangan gempa (dari Patahan Cimandiri). 6. Ada kesamaan karakter dan geometri dari struktur resistivity Gunung Sadahurip dan Gunung Padang, selain banyak fenomena unik di Sadahurip yang (masih) sukar untuk dijelaskan oleh proses dan bentukan geologi. Oleh karena itu penelitian di sana perlu dilanjutkan untuk memperoleh hasil yang lebih terang. Demikian Resume Saresehan ini saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kata-kata atau informasi yang sekiranya menggangu hati dan pikiran dari rekan-rekan semua. Sebagai tambahan informasi, pada tanggal 9 kemarin, Saya dan ADB diundang oleh panitia-nya Fak-Kebudayaan UI untuk menjadi pembicara mendampingi Prof Sthephen Oppenheimer pada Konferensi Internasional Kebudayaan di Sanur Bali yang dihadiri oleh banyak kalangan dan ahli diberbagai bidang termasuk arkeologi dari dalam negeri dan manca Negara. Setelah Oppenheimer memberikan Keynote Speaker-nya, DHN dan ADB juga memberikan presentasi tentang hasil-hasil penelitian Tim Studi Bencana Katastropik Purba dengan materi yang sama seperti di tgl 7. Yang menjadi moderator adalah Arkeologi Kondang Dr. Agus Arismunandar. Hadir juga Dr. Ali Akbar, ahli arkeologi kondang yang spesialis Jaman Pra Sejarah. Kami mendapat dukungan dan banyak masukan berharga dari Pak Agus dan Pak Ali ini. Sambutannya hadirin luarbiasa. Di akhir presentasi Dekan Fak Kebudayaan UI menyatakan kegembiraannya bahwa katanya penemuan-penemuan ini,khususnya di Gunung Padang, adalah sangat fenomenal. Diharapkan hal ini akan menjadi pemicu untuk studi-studi baru menguak masa silam Indonesia. Beliau juga secara spontan mengatakan idenya untuk mengembangkan Program Pasca dan Lab Arkeologi dengan tambahan metoda Arkeo-geologi seperti yang diterapkan oleh tim Katastropik. Rencana Pak Dekan ini langsung mendapat sambutan positif dari Pak Gumilar, Rektor UI, yang juga hadir mengikuti seminar dengan antusias. Pak Oppenheimer yang diminta komentarnya oleh moderator menyatakan kagum dan sangat menikmati presentasi hasil penelitian Gunung Padang. Beliau bilang: ” I am really impressed that you have done all the geological-geophysical surveys so thouroughly and carefully with an amazing result. I would love to hear the next progress In my next visit to Indonesia, I would certainly will come to visit Gunung Padang.” Cerminan kerendahan hati seorang ilmuwan, setelah sebelumnya di Jakarta beliau menyatakan “skeptical” tentang penemuan ini kalau belum melihat data dan analisanya. Wassalam. Danny Hilman Natawidjaja (diambil milist IAGI)

Hasil Riset Gunung Padang



Inilah Perkembangan riset yang dilakukan para ahli. Sebagaimana sudah pernah dipresentasikan, obyek utama dari Tim adalah untuk menguak sejarah peradaban bangsa di masa lalu, khususnya pada masa Pra-Sejarah yang masih gelap, dan juga meneliti bencana alam besar apa yang sekiranya memusnahkan peradaban masa lalu tersebut. Disamping meneliti obyek pra-sejarah seperti Gunung Sadahurip, dan kemudian Gunung Padang, Tim juga sudah meneliti situs-situs sejarah seperti Batujaya, Trowulan, dan Bukit Dago Pakar.  Dalam penelitian ini, Tim sangat memegang prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan berbagai tahapan ilmiah serta penggunaan berbagai peralatan teknologi pencitraan bawah permukaan yang mutakhir. Hasil penelitian Tim di Gunung Sadahurip menunjukan dugaan kuat bahwa di bawah bukit ini ada jejak peradaban purba yang tertimbun, namun belum cukup untuk membuat kesimpulan yang solid karena  masih ada beberapa tahapan survey yang harus dikerjakan untuk sampai ke hasil yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salah satunya adalah mengkalibrasi berbagai metoda dan peralatan survey yang dipergunakan.  Sejak November tahun lalu Tim memutuskan untuk mencari obyek di tempat lain yang diperkirakan setara atau mirip dengan kasus Sadahurip.  Misi ini kemudian membawa Tim untuk meneliti Gunung Padang yang sudah dikenal sebagai Situs Megalitikum (dari Zaman Pra-Sejarah).

 
Hasil penelitian di Gunung Padang ternyata sangat mengejutkan, tidak hanya Tim berhasil melakukan eksperimentasi untuk kalibrasi metoda dan teknologi yang dipakai, tapi juga mendapat temuan yang luarbiasa.  Situs Gunung Padang ternyata tidak se-primitif yang disangka para ahli sebelumnya tapi dibawah bukit ini ternyata tertimbun sebuah monumen atau bangunan besar yang sama sekali tidak sederhana, karya agung para leluhur Nusantara pada zaman pra-sejarah.Hasil sementara dari penentuan umur absolute (radiometric dating) dari  tanah purba di bawah situs menunjukan bahwa lapisan paling atas dari situs Megalitik ini dibuat sekitar 4700 SM, jauh lebih tua dari Piramida di Giza yang hanya sekitar 2800 SM. Analisis  bentang alam  memperlihatkan bahwa bukit di bawah Situs Gunung Padang ini tidak selaras dengan sekitarnya, mirip dengan G. Sadahurip tapi lebih “subtle”.  Sebagaimana G. Sadahurip, interpretasi geologi yang paling masuk akal untuk bukit yang “solitaire” ini adalah merupakan suatu intrusi batuan beku atau sebuah gunung api purba.
 
Namun, hasil survey pencitraan bawah permukaan Gunung Padang dengan memakai GPR (Ground Penetration radar), Geolistrik, dan Geomagnet tidak menunjang kearah dugaan bentukan proses geologi melainkan tapi malah lebih mengindikasikan suatu struktur bangunan buatan manusia. Tim sudah memakai teknologi yang paling mutakhir.  Untuk GPR menggunakan peralatan georadar dari GSSI (USA), geolistrik memakai teknologi multi-channel SuperSting R-8 (USA), dan geomagnet memakai peralatan dari GEM-Ovenhausser yang sangat sensitive dan biasa dipakai oleh para arkeolog dunia. Tim melakukan banyak lintasan pengukuran geolistrik dengan berbagai konfigurasi ketelitian dan “depth of penetration” yang berbeda untuk memperoleh penampang struktur “resistivity” Utara-Selatan dan Barat – Timur.   Singkatnya, data geolistrik tidak memperlihatkan struktur intrusi magma, volcanic plug ataupun gunung purba, melainkan satu geometri yang sangat unik dan kelihatannya tidak alamiah.  

Di bawah situs  ada lapisan dengan resistivity ribuan Ohm-meters (warna merah) dengan tebal sekitar 20-30meter, miring ke Utara tapi uniknya bagian atas lapisan ini seperti TERPANCUNG RATA (di kedalaman 20 meteran dari puncak) dan membaji pas di ujung selatan Situs.  Ini kuat mengindikasikan bahwa dari kedalaman 20 meter ke atas merupakan struktur (bangunan) yang dibuat manusia. Lapisan high resistivity (merah)  biasanya adalah batuan keras massif – seperti batuan andesit-basalt.  Kemudian yang lebih mencengangkan lagi di bawah lapisan merah ini juga kelihatannya sukar untuk dikatakan bentukan geologi.  Di bawah lapisan merah ada lapisan yang “low-resistivity” dengan  bentukan-bentukan membulat dari zona very low resistivity (mendekati 1 ohm-m = true conductor). Yang lebih unik lagi lapisan biru ini dialasi oleh suatu struktur high resistivity (batuan keras) yang berbentuk seperti cekungan atau "cawan raksasa".  Posisi cawan ini kira-kira sekitar 100 meter dari puncak atau setara dengan level tempat parkir di permulaan tangga untuk naik ke situs. 

Kenampakan struktur cawan ini sangat konsisten terlihat di lintasan Utara-Selatan dan Barat-Timur dan diberbagai konfigurasi survey.   Sebagai informasi, keberadaan struktur seperti cawan atau kolam ini juga terdapat di penampang resistivity hasil survey geolistrik di Gunung Sadahurip. Dugaan dari hasil survey Geolistrik bahwa lapisan sekitar 20 meter ke bawah dari atas situs adalah sebuah konstruksi bangunan  ditunjang oleh Survey GPR.  Survey GPR dilakukan berbagai lintasan atas situs dengan memakai antenna MLF 40 MHz dari SIR-20 GSSI yang dapat menembus kedalaman sampai sekitar 25-30 meteran. Dari GPR terlihat ada bidang “very high reflector” di kedalaman sekitar 3-5 meter dari permukaan di semua teras. Bidang ini sangat horizontal dan juga membentuk undak-undak seperti situs di atasnya.  Dibawah bidang ini struktur lapisan tidak kalah unik. Ada lapisan melintang yang memotong lapisan-lapisan horizontal  yang  tidak mungkin merupakan struktur geologi untuk lingkungan di bukit 'vulkanik'.   Singkatnya, penampang georadar sangat mendukung adanya  struktur bangunan sampai kedalaman 20 m. Tim juga kemudian melakukan survey geolistrik 3-D di atas situs yang dimaksudkan untuk mendapatkan sub-surface structure yang lebih detil sampai kedalaman 25 meteran.  Survey  3-D berhasil meng-iluminasi struktur di bawah situs dengan baik. Salah satu hasil yang membuat kami terperangah adalah kenampakan tiga tubuh “very-high resistivity” (lebih dari 50.000 ohm.m) di bawah situs.  Dengan nilai resistivitas setinggi ini kemungkinannya ada dua: tubuh yang sangat solid/pejal atau merupakan ruang ("CHAMBER"). 

Dalam konteks-nya dengan struktur disekitarnya yang paling mungkin adalah merupakan ruang kosong  atau chamber.  Dimensi chamber tersebut kelihatannya sangat besar.  Ada satu yang kira-kira 10x10x10 meter.  Kekagetan kami tidak berhenti di sini. Hasil survey geomagnet memperlihatkan ada anomaly magnetic yang tinggi di beberapa lokasi.  Salah satunya yang besar terletak persis disamping struktur yang diduga chamber besar.  Anomali magnetic tinggi bisa berasosiasi dengan timbunan barang-barang terbuat dari bahan metal/logam. Kemudian, sebagai tahapan pembuktian selanjutnya, Tim sudah melakukan pengeboran di dua titik.   Lokasi bor yang dipilih sebenarnya bukan titik "Jack-pot" yang di-bor berdasarkan survey geolistrik, georadar, dan geomagnet, misalnya persis di atas Chamber atau anomaly high magnetic-nya. 
Hal ini dikarenakan lokasi-lokasi strategisnya dipenuhi tumpukan kolom andesit situs yang TIDAK BOLEH DIPINDAHKAN.  Tim mendapat ijin bor dari pihak berwenang tapi belum diperbolehkan untuk memindahkan bebatuan situs.  Walaupun demikian, hasil pemboran sudah cukup untuk membuktikan dugaan struktur bangunan dan juga sukses dalam mengkalibrasi hasil survey georadar dan geolistrik. Pada Lubang Bor 1: dari permukaan sampai kedalaman kira-kira 3 meter terdapat perlapisan susunan kolom andesit 10-40 cm (yang dibaringkan) diselingi lapisan tanah. Setiap kolom andesit ini dilumuri oleh semacam semen (sama seperti yang ditemukan waktu trenching dinas kepurbakalaan tahun 2000 sampai kedalaman 1.8 meter). Sewaktu menembus 3m , Tim mendapat surprise karena tiba-tiba drilling loss circulation dan bor terjepit.  Yang dijumpai adalah lapisan pasir-kerakal SUNGAI (epiklastik) yang berbutir very well rounded setebal 1 meteran (Catatan: jadi rupanya bidang reflektor yang terlihat pada GPR di kedalaman 3-5 meter di semua Teras adalah batas dengan permukaan hamparan pasir ini). 

Dari sudut teknik sipil, diduga  hamparan pasir ini dapat berfungsi sebagai peredam guncangan gempa.  Dibawah kedalaman 4m , bor menembus struktur selang seling antara lapisan kolom andesit yang ditata dan lapisan tanah-lanau.  Kolom andesit yang ditata itu sebagian ditata horizontal dan sebagian lagi miring (catatan: ini sesuai dengan survey GPR yang memperlihatkan bahwa perlapisan ada yang horizontal dan ada yang miring).Baru dikedalaman sekitar 19 meter bor menembus tubuh andesit yang kelihatannya massif tapi penuh dengan retakan.  Tubuh massif ini dibor sampai kedalaman sekitar 25 meter (note: sesuai dengan penampang geolistrik bahwa kelihatannya bor sudah menembus lapisan merah yang terpancung itu). 

Banyak ditemukan serpihan karbon, diantaranya ditemukan di kedalaman sekitar 18m yang lebih menguatkan bahwa lapisan kolom andesit dan tanah (atau semen) yang ditembus bukan endapan gunung api tapi struktur bangunan. Bor ke-dua yang dilakukan persis di sebelah selatan Teras 5 menembus tanah (yang seperti tanah urugan sampai kedalaman sekitar 7 meter. Kemudian ketemu batuan  andesit keras. Di kedalaman 8 m terjadi hal mengejutkan - Total Loss, 40% air di drum langsung tersedot habis. Hal ini berlangsung sampai kedalaman 10 m. Inilah target utama-nya - tubuh very high resistivity yang terlihat jelas di Geolistrik 3-D.  Mata  bor menembus rongga yang diisi pasir (kering) yang luarbiasa keseragamannya seperti hasil ayakan manusia.  Di bawahnya ketemu lagi dua rongga yang juga terisi pasir 'ayakan' itu diselingi oleh 'tembok' andesit yang sepertinya lapuk.  Pemboran berhenti di kedalaman 15m.

Jadi Uji Pemboran berhasil melakukan kalibrasi survey Georadar dan Geolistrik. Satu diantaranya yang penting bahwa tubuh high resistivity yang terlihat di geolistrik adalah benar merupakan rongga.  Di lokasi Bor-2 rongga ini sebagian terisi oleh pasir 'ayakan' yang sangat kering. Hasil sementara analisis carbon radiometric dating dari banyak serpihan arang yang ditemukan dikedalaman sekitar 3.5m. menunjukkan umur Carbon Dating sekitar 5500 tahun lalu yang kalau dikonversikan ke umur kalender adalah sekitar 6700 tahun BP atau sekitar 4700 SM. Seorang arsitek  yang meriset di Gunung Padang berpendapat bahwa penataan tumpukan batuan di G.Padang Konstruksi bukan pekerjaan sembarangan tapi hasil olah arsitektur yang luar biasa. Setelah dilakukan studi banding ke Machu-Pichu (bangunan Piramid di Peru), dia berkesimpulan bahwa desain arsitektur  G.Padang persis sama dengan Machu Pichu yang dibangun jauh lebih muda itu (sekitar 1400 AD). Jadi, terlepas dari kasus Sadahurip, penemuan di Gunung Padang ini sudah berhasil membuktikan hipotesis Tim tentang keberadaan peradaban tinggi pada masa pra-sejarah yang bahkan jauh lebih tua dari peradaban piramida di Mesir. 

Ini tentunya merupakan penemuan yang sangat monumental yang perlu ditindaklanjuti dengan cepat dan cermat.  Tim sudah berhasil memverivikasi dugaan struktur bangunan sampai kedalaman 20 meter dengan uji sumur bor (coring). Untuk langkah selanjutnya, kita masih harus membuat bor-coring  yang lebih dalam untuk membuktikan dugaan struktur bangunan sampai kedalaman 100 m (=seluruh bukit sampai level parker situs), bahkan mungkin bisa  sampai ke level sungai (sekitar 100 meter lagi ke bawah dari level parkir). (har)

Sumber : vivanews
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Education Of Lemurian - All Rights Reserved
Template Modify by Education of Lemurian
Proudly powered by Blogger